AGAMA KATOLIK kelas XI Semester 1
Ciri jemaat Perdana.
Kisah Rasul 2
: 41 - 47
41
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi
diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu
jiwa. 42. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan
mereka selalu berkumpul untuk memecahkan
roti dan berdoa.
43
Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak
mujizat dan tanda.
44
Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap
bersatu, dan segala kepunyaan mereka
adalah kepunyaan bersama, 45 dan selalu ada
dari mereka yang menjual harta miliknya,
lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing.
46
Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul
tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan
dengan tulus hati, 47 sambil
memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah
jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Bagian
Pertama
ARTI DAN MAKNA GEREJA
Gereja
adalah tempat tinggal ALLAH. Tempat Allah itu bisa berupa gedung / rumah / kemah dan bisa berupa umat ALLAH atau Institusi.
1.
Gereja sebagai GEDUNG (g)*
Sejarah
gereja sebagai gedung
a.
Kemah Suci itu
merupakan "tempat kudus" ("miqdash"), suatu tempat yang
dikhususkan bagi Tuhan untuk tinggal di antara dan bertemu dengan umat-Nya
(Keluaran 25:22; 29:45-46; Bilangan 5:3; Yehezkiel 43:7,9). Kemuliaan
("shekina") Allah ada di atas Kemah Suci siang malam. Ketika
kemuliaan Allah naik, Israel harus pindah. Allah menuntun mereka dengan cara
ini selama mereka ada di padang gurun (Keluaran 40:36-38; Bilangan 9:15-16).
b.
Kemah Suci
merupakan "tempat hukum Allah" (Keluaran 38:21), yaitu berisi
Kesepuluh Hukum (Keluaran 25:10). Kesepuluh Hukum itu selalu mengingatkan
mereka akan kekudusan Allah dan tuntutan-tuntutan-Nya. Hubungan kita dengan
Allah tidak pernah dapat dipisahkan dari ketaatan kepada hukum-Nya.
c.
Di Kemah Suci inilah
Allah menyediakan pengampunan dosa melalui korban darah (Keluaran 29:10-14).
Dengan demikian korban darah ini menunjuk kepada korban nyawa Kristus
di kayu salib
karena dosa umat manusia (lihat Ibrani 8:1-2; 9:11-14).
d.
Kemah Suci
menunjuk ke sorga,
yaitu ke tempat kudus sorgawi di mana Kristus,
imam besar abadi kita, hidup selama-lamanya untuk berdoa bagi kita (Ibrani
9:11-12,24-28).
e.
Kemah Suci
menunjuk kepada penebusan Allah yang terakhir ketika langit baru dan bumi baru
akan datang, yaitu ketika "kemah Allah (harafiah: Kemah Suci) ada di
tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka" (Wahyu
21:3).
* g dan G hanya menuruti buku, Pa
Verdy tidak terlalu terpaku pada ciri kapital ini. G atau g, sama saja, pengertian
tergantung konteks kalimat. Saya ke gereja (gedung), saya mau bicara dengan
pihak gereja (institusi). Sebagai gereja kita mesti bersatu (umat Allah).
2. Gereja
sebagai umat Allah (G)
Gereja sebagai umat Allah /
Persekutuan terbuka berarti :
v Persekutuan semua orang di seluruh dunia yang percaya akan Yesus Kristus
itu Putra Allah dan satu-satunya Penyelamat kita.
v Himpunan yang didalamnya terdapat Umat Allah, Tubuh Kristus dan Bait Roh
Kudus ( bdk 1 Kor 10:32, 11:17-22, 15:9 ).
v Himpunan orang-orang yang digerakan untuk berkumpul oleh Firman Allah,
yakni berhimpun bersama untuk membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan
dengan Tubuh Kristus menjadi Tubuh Kristus.
Dasar Kitab suci
a. I Korintus 6:19
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam
kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik
kamu sendiri? (Komuni Kudus)
b. Yohanes 14:20
Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam
Aku dan Aku di dalam kamu (Komuni Kudus)
c.
Yohanes 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu
tidak tinggal di dalam Aku.
d. Matius 18:20
Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di
tengah-tengah mereka."
Gereja sebagai Umat Allah memiliki ciri khasnya yakni:
a.
Umat Allah
merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah adalah bangsa
terpilih, bangsa terpanggil.
b.
Umat Allah
dipanggil dan dipilih untuk Allah dan untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan
dunia.
c.
Hubungan antara
Allah dan umatNya dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Umat harus menaati
perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-janjiNya.
d.
Umat Allah selalu
dalam perjalanan melewati padang pasir menuju Tanah Terjanji.
Konsekuensi dari Gereja yang Mengumat
a. Konsekuensi bagi
Pimpinan Gereja (Hierarki)
ü Menyadari fungsi pimpinan sebagai fungsi pelayanan.
Pimpinan bukan di atas umat, tetapi di tengah umat.
ü Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan
karunia-karunia yang bertumbuh di kalangan umat.
b.
Konsekuensi bagi setiap Anggota Umat
Ø Menyadari dan menghayati persatuannya dengan umat lain.
Orang tak dapat menghayati kehidupan imannya secara individu saja.
Ø Aktif
dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia dan fungsi yang
dipercayakan kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat.
Semua bertanggung jawab dalam hidup dan misi Gereja.
c. Konsekuensi bagi
Hubungan Awam dan Hierarki
Ø Paham Gereja sebagai Umat Allah jelas membawa
konsekuensi dalam hubungan antara hierarki dan kaum awam. Kaum awam bukan lagi
pelengkap penyerta, melainkan partner hierarki.
Ø Awam dan hierarki memiliki martabat yang sama, hanya
berbeda
dalam hal fungsi.
3.
Gereja Sebagai INSTITUSI
Gereja adalah organisasi resmi, berbadan hukum dan
dilindungi oleh hukum Negara dan internasional. Gereja adalah organisasi dari
Allah sendiri, sekaligus merupakan warisan budaya dan peradaban manusia. Ketika
Yesus memilih ke dua belas rasul dan mengangkat Petrus sebagai pemimpin untuk
menggembalakan kawanan-Nya, saat itulah gereja sebetulnya menjadi sebuah
Institusi.
Institusi Gereja adalah hirarki, dari paus – para
uskup – para imam/ diakon. Berikut
adalah ciri gereja sebagai Institusi, sekaligus pembeda gereja sebagai umat
Allah.
Model
Gereja
1.
Institusional
a.
Orgnasisasi
(lahiriah) yang berstruktur
pyramidal tertata rapi.
b.
Ada kepemimpinan yakni dari para tertahbis atau hierarki hampir identik
dengan Gereja itu sendiri. Suatu institusi, apalagi institusi besar seperti
Gereja Katolik, tentu membutuhkan kepemimpinan yang kuat.
c.
Hukum dan peraturan digunakan untuk menata dan menjaga kelangsungan suatu institusi. Suatu
institusi, apalagi yang berskala besar, tentu saja membutuhkan hukum dan
peraturan yang jelas.
2. Gereja Umat
Allah
a.
Hidup persaudaraan karena iman dan harapan
yang sama. Persaudaraan ini adalah persaudaraan kasih.
b.
Semua umat ikut aktif dalam hidup
menggereja.
c.
Hukum dan
peraturan memang perlu, tetapi dibutuhkan pula peranan hati nurani dan tanggung jawab pribadi.
d.
Sikap miskin,
sederhana dan terbuka. Rela berdialog dengan pihak mana saja, sebab Gereja yakin bahwa di luar Gereja
Katolik terdapat pula kebenaran dan keselamatan.
e.
Terbuka bagi
peran kharisma / karunia-karunia
Bagian Kedua
HIERARKI DAN AWAM
1.
Hierarki dalam Gereja Katolik
a.
Kata hierarki
berasal dari bahasa Yunani “hierarchy”yang berarti jabatan (hieros)
suci (archos). Jadi mereka yang masuk
dalam jajaran hierarki adalah mereka yang disucikan melalui tahbisan.
b.
Gereja St.
Ignatius dari Antiokhia yang mengenal
sebutan
Penilik (episkopos)
Penatua (prebyteros)
Pelayan (diakonos).
Struktur inilah yang selanjutnya menjadi
struktur hierarki Gereja yang menjadi Uskup, Imam, dan diakon.
c.
Tugas Khusus Hierarki
•
Menjalankan tugas
pemeliharaan iman umat : melayani sakramen-sakramen, mengajar agama, dll.
•
Menjalankan tugas
kepemimpinan dalam komunikasi iman : mempersatukan umat, memberi petunjuk,
nasehat dan teladan
2.
Awam
a.
Secara Teologis
: Awam adalah umat Allah yang tidak tertahbis : Umat biasa dan biarawan/
wati tak tertahbis (suster, frater/ bruder).
Secara Etimologis : Awam
adalah umat Allah selain imam dan biarawan/wati.
b.
Tugas Awam
Menjalankan tugas
kerasulan :
Internal membangun
hidup iman jemaat :
misalnya : menjadi
katekis / guru agama, aktif dalam kegiatan lingkungan dan organisasi gereja di
paroki
Eksternal, membangun tata Dunia. Gereja menjadi tanda keselamatan dunia. Awam diutus
terlibat dalam masyarakat, dalam karya sosial atau politik.
3.
Hubungan Awam dan Hierarki sebagai Patner Kerja
Awam dan Hierarki
memiliki kedudukan yang sama dengan tugas yang berbeda.
Karena itu hubungan
yang ideal adalah hubungan KESALINGAN – Kerja sama
Bagian Ketiga
SIFAT-SIFAT GEREJA
1.
Gereja yang SATU
a.
Satu Tuhan
(kesatuan iman – Ef 4: 3 – 6)
b.
Satu
pimpinan - tahta kepausan
c.
Persatuan umat
Katolik Semesta dlm wujud persaudaraan dan tata sakramen. Memperjuangkan Gereja
yang Satu, misalnya
a.
Aktif dalam
kegiatan gereja
b.
Setia dan taat
pada persekutuan.
c.
Terbuka dan
menghormati perbedaan.
2.
Gereja yang KUDUS
a.
Berasal dari
Allah yang adalah kudus
b.
Menuju kepada
Allah yang adalah kudus
c.
Jiwa gereja
adalah Roh Kudus
d.
Ajaran dan
praktek ritual sakramennya kudus
e.
Anggotanya kudus
karena dibasuh oleh pembabtisan (Yoh 17:11)
Memperjuangkan Gereja yang Kudus
a.
Saling mengampuni
b.
Saling mendokan
c.
Aktif dalam
kegiatan liturgi gereja
d.
Hidup menurut
Kristus
e.
Memperjuangkan
Gereja yang Kudus
3.
Gereja yang KATOLIK
a.
Katolik = terbuka
pada semua umat manusia dan pelbagai macam cara dan persoalan hidup mereka.
b.
Gereja memiliki
misi untuk mewartakan injil kepada seluruh makhluk di seluruh dunia
Memperjuangkan Gereja yang Katolik
a.
Menghormati
kemajumukan budaya, adat-istiadat, agama dan bangsa.
b.
Memperjuangkan
keadilan bagi semua orang.
c.
Ikut terlibat
aktif dalam kehidupan masyarakat.
4.
Gereja yang APOSTOLIK
a.
Dibangun atas
dasar para nabi dan para rasul. Gejera
merupakan warisan dari para Rasul (ef.
20, why 21:14)
b.
Roh Kudus yang
diam di dalamnya tetap menjaga
tradisi, ajaran serta pedoman-pedoman dari para rasul (2 Tim 1: 13 – 14)
c.
Menjalankan dan melanjutkan
tugas-tugas para Rasul.
d.
Ia TETAP
diajarkan dan dibimbing oleh para Rasul hingga saat ini.
Memperjuangkan Gereja
yang Apostolik
a.
Rajin merenung
dan mengamalkan ajaran Kitab Suci.
b.
Aktif dalam karya
pelayanan gereja.
c.
Setia dan loyal
kepada hierarki sebagai penggati para rasul
Bagian Keempat
TUGAS-TUGAS
GEREJA
I.
Gereja yang Menguduskan (liturgia)
Arti Kata :
Kata “liturgi” berasal dari bahasa Yunani leitourgia, terbentuk dari
akar kata ergon yang berarti “karya, kerja atau bakti. Gereja
Katolik lalu mengambil istilah liturgi untuk mengartikan kultus/ ibadat. Ibadat
ini kemudian berpuncak pada EKARISTI, dimana gereja mengalami persatuan dengan
Kristus.
Liturgi merupakan tugas gereja ketika menjalankan fungsi imamatnya. Imamat
dalam gereja ada dua jenis, yakni imamat
umum yang diterima oleh semua orang yang dibabtis, dan imamat khusus yang diterima oleh mereka yang ditahbiskan.
Ibadat atau liturgi disebut sebagai doa resmi gereja, karena di dalamnya
ada kesatuan Gereja dengan Kristus. Liturgi adalah karya Kristus, Imam Agung
serta Tubuh-nya, yaitu Gereja. Liturgi
menjadi wahana utama untuk (1) mengantar
umat Kristiani ke dalam persatuan pribadi dengan Kristus (Sacrosanctum Consilium, Art.7). Itu
sebabnya maka liturgi sekaligus (2)
menguduskan umat.
A.
Doa:
Arti : Doa berarti berdialog atau berkomunikasi dengan
ALlah, sebagai ungkapan iman pribadi atau bersama-sama.
Mengapa kita Berdoa
a.
Menjadi kuat : Lukas 22:40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata
kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan
b.
Mendapat keselamatan : Matius 24:20 Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan
diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.
c.
Keberhasilan : Matius 7:7. "Mintalah, maka akan diberikan
kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu.
d.
Persatuan dengan Allah : Kisah Para Rasul
22:17 Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di
dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa ilahi.
Doa yang Baik
a.
Dengan hati yang bersih : Yohanes 15:7 Jikalau
kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa
saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
b. Penuh Iman dan Percaya : Markus 11:24 Karena
itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa
kamu telah menerimanya, maka hal itu
akan diberikan kepadamu.
c. Untuk kebaikan diri dan sesama : Yakobus 4:3 Atau
kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa,
sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
d.
Hati yang tulus dan bersih : I Timotius 2:8
Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan
menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
e.
Tidak putus asa dalam berharap : Lukas 18.2, kisah serang janda yang
terus menerus meminta kepada hakim untuk membela perkaranya. Kisah Abraham dan
Sarai, Elisabeth dan Zakaria yang doanya terkabul ketika sudah tua.
Fungsi Doa :
1.
Mengkomunikasikan diri dengan kepada Allah
2.
Mempersatukan diri dengan Allah.
3.
Mengungkapkan cinta, kepercayaan dan harapan kepada Allah
agar dapat melihat hidup dengan mata iman.
4.
Mengangkat setiap harya sebagai doa yang hidup, yakni
karya yang bersifat merasul dan menyelamatkan.
Syarat Doa yang baik
1.
Didoakan dengan hati.
2.
Berakar pada pengalaman hidup.
3.
Berdoa dengan tulus (Jika engkau berdoa, masuklah
kamarmu…Matius 6:5-6)
4.
Berdoa dengan cara sederhana dan jujur. (“… doamu
janganlah bertele-tele…. Matius 6:7)
Jenis Doa
Bapa Kami adalah doa
singkat yang sempurna. Di dalamnya mencakup jenis-jenis doa berikut :
Doa iman
Bapa kami yang ada di surga
Doa Pujian / Kemuliaan :
Dimuliakanlah nama-Mu.
Doa Pengharapan
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas
bumi seperti di dalam surga.
Doa Permohonan.
Berilah kami rejeki pada hari ini.
Doa Tobat.
Dan ampunilah kesalah kami, seperti kami pun
mengampuni yang bersalah kepada kami.
Doa permohonan / harapan.
Dan janganlah masukan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.
B. Sakramen:
Pengertian :
a.
Asal kata : Sakramen berasal dari
kata 'mysterion' (Yunani), yang dijabarkan dengan kata 'mysterium'
dan 'sacramentum' (Latin). Sacramentum dipakai untuk menjelaskan
tanda yang kelihatan dari kenyataan keselamatan yang tak kelihatan yang disebut
sebagai 'mysterium'.
b.
Kitab Suci : Dasar pengertian
sakramen sebagai misteri/ 'mysterium' kasih Allah, yang
diterjemahkan sebagai "rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad...
tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya" (Kol 1: 26,
Rom 16:25). Rahasia/ 'misteri' keselamatan ini tak lain dan tak
bukan adalah Kristus (Kol 2:2; 4:3; Ef 3:3) yang
hadir di tengah-tengah kita (Kol 1:27).
c.
Katekismus : mengutip perkataan St.
Leo Agung :, "apa yang tampak pada Penebus kita, sudah dialihkan ke dalam
misteri-misteri-Nya"/ sakramen-sakramen-Nya.
Jadi Sakramen adalah: Tanda yang kelihatan untuk rahmat Allah yang tidak
kelihatan; sebagai sarana keselamatan, untuk menguduskan, membangun tubuh
Kristus dan akhirnya mempersembahkan ibadah kepada Allah (Sacrosanctum
Consilium Art 59).
Terdapat 7 sakramen yang dibagi dalam tiga kelompok :
1.
Sakramen Inisiasi
(inisiasi : acara diterima dalam suatu kelompok)
b.
Babtis.
c.
Ekaristi.
d.
Krisma.
2.
Sakramen
Penyembuhan.
b.
Tobat
c.
Minyak Suci.
3.
Sakramen
Persekutuan.
b.
Imamat.
c.
Perkawinan.
Dalam Tiap Sakramen selalu
ada Materi : suatu benda atau tindakan. Dan Forma : rumusan kata-kata yang
diucapkan.
1.
Babtis :
a.
Makna : - Menghapus dosa dan dosa asal.
-
Secara resmi
diterima / dilantik sebagai anak Allah.
-
Secara resmi/ sah
diterima sebagai anggota gereja.
b.
Materi : Air
c.
Forma : Aku membabtis engkau dalam nama Bapa,
Putera dan Roh Kudus.
d.
Pemberi : Imam
dan umat yang telah dibabtis dalam situasi darurat.
2.
Tobat :
a.
Makna : - Pemulihan hubungan pribadi dengan gereja /
sesama.
-
Pemulihan
hubungan pribadi dengan Tuhan.
-
Penyembuhan luka
batin karena perasaan bersalah / berdosa.
c.
Materi : berkat
dan tanda salib dari Imam.
d.
Forma : Atas nama
Allah dan Gereja aku melepaskan Engkau dari dosamu, pergilah dalam damai, dan
jangan berbuat dosa lagi.
e.
Pemberi : Imam
yang diberi wewenang oleh Uskup.
3.
Ekaristi
a.
Makna : - Persatuan
dengan Yesus Kristus
-
Pengampunan dosa.
-
Persekutuan
dengan semua jemaat Allah.
-
Puncak perayaan
iman.
-
Merayakan kembali
pengurbanan Kristus di Salib.
b.
Materi : Roti
murni dan Anggur tak beragi.
c.
Forma : -
Ambillah dan makanlah, inilah tubuhku.
-
Ambillah dan
minumlah, inilah darahku, darah perjanjian baru dan kekal yang tumpahkan bagimu
dan bagi semua orang untuk pengampunan dosa.
-
Lakukanlah ini
sebagai peringatan akan daku.
d.
Pemberi : Imam.
4.
Krisma :
a.
Makna : - Gereja mengakui pribadi telah dewasa dalam
iman.
-
Siap menerima
tugas-tugas gereja, dan menggunakan karunia-karunia Roh Kudus sebagai imam,
nabi dan raja.
-
Menerima Roh
Kudus untuk tugas perutusan
b.
Materi : Minyak
Krisma (minyak zaitun murni).
c.
Forma : Terimalah
Roh Kudus.
d.
Pemberi : Uskup
atau bersama pastor yang diberi wewenang oleh uskup.
5.
Perkawinan
a.
Makna :
-
Arti perkawinan katolik menurut KHK1983 kan.1055
§1 adalah perjanjian (foedus) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
untuk membentuk kebersamaan hidup. Latar belakang definisi ini adalah dokumen
Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes §48). GS dan KHK tidak lagi mengartikan
perkawinan sebagai kontrak. Bertujuan untuk
: a) Bonum vitae – kebaikan hidup
bersama pasangan. b) Bonum prolis – terbuka terhadap kelahiran anak dan
kebaikan hidup mereka. c) Bonum Coniugum: membentuk kebersamaan hidup.
b.
Sifatnya :
Monogami, sacramental dan tak terceraikan.
c.
Forma : Janji
perkawinan.
d.
Materi : Ucapan
janji dengan meletakan tangan di atas Kitab Suci dan Stola Imam.
e.
Pemberi : Suami +
Istri di hadapan saksi dan Imam.
6.
Imamat :
a.
Arti :
Imamat berasal dari nama kitab ketiga kitab Taurat : Kejadian –Keluaran– Imamat – Bilangan –
Ulangan. Dalam bahasa Ibrani, imamat adalah wagyra = Ia memanggil (Imamat 1:1).
Isi pokok kitab ini adalah perintah Allah kepada Musa di gunung Sinai untuk
umat Israel, yaitu tentang kesucian Tuhan, dan bagaimana manusia harus hidup dan
beribat agar dapat memelihara hubungan yang baik dengan Tuhan.
b.
Makna :
Sakramen imamat diberikan kepada seorang diakon untuk resmi menjadi imam,
pemimpin dan gembala umat yang tugas utamanya adalah menjaga kekudusan
kawanannya dan menjaga kesatuan Gereja.
c.
Materi :
Urapan minyak tahbisan dan penumpangan tangan Uskup.
d.
Forma : Doa
pentahbisan.
7.
Minyak suci : diberikan kepada orang sakit.
a.
Makna :
-
Persatuan dengan
penderitaan kristus yang dapat memberikan kelegahan.
-
Menerima kekuatan
untuk menghadapi situasi selanjutnya dari sakit (sembuh atau tidak)
b.
Materi : Minyak
pengurapan.
c.
Forma : Doa pengurapan.
d.
Pemberi : Imam / Diakon.
Minyak
suci tidak hanya diberikan untuk orang yang menjelang ajal melainkan kepada
siapa saja yang ingin mendapat kekuatan ketika sedang sakit, misalnya:
menjelang operasi, menjelang persalinan, asalkan sakramen tersebut tidak diobralkan, misalnya untuk sakit luka
lecet, untuk sakit pilek dan batuk, dll. Kategori sakit berat adalah situasi di
mana hanya pertolongan Allah semata yang kita harapkan, sedangkan medis bisa
saja gagal.
C.
Sakramentalia
Sakramentalia
adalah berkat suci yang diberikan Tuhan melalui gerejanya pada orang atau
barang / benda yang kemudian menjadi suci yang di dalamnya menjadi tanda berkat
Allah. Dalam Kisah Para Rasul 19:12
diceritakan kekuatan benda / barang yang telah dikuduskan tersebut : “Bahkan
orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan
meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan
keluarlah roh-roh jahat.”
Berikut
jenis sakramentalia :
-
Pemberkatan
orang, benda/ barang, alat rohani :
pemberkatan ibu hamil, anak-anak, orang yang berulang tahun, berkat menghadapi
ujian, motor / mobil baru, rumah, patung, Rosario, kitab suci, dll.
-
Pemberkata
dalam arti tahbisan rendah :
pemberkatan untuk orang atau benda untuk keperluan liturgis. Misalnya,
pemberkatan / tahbisan lector akolit, katekis, prodiakon, kapel, gereja,
lonceng gereja, altar, minyak suci, air babtis, dll.
D.
Devosi
Devosi (latin :
devotion = penghormatan) adalah bentuk-bentuk penghormatan atau kebaktian
khusus kepada rahasia kehidupan Yesus, misalnya devosi (penghormatan) kepada
Hati Kudus Yesus, devosi kepada Allah yang maha Rahim, jalan salib, Devosi
kepada Sakramen Maha Kudus. Atau devosi kepada orang-orang kudus, misalnya
devosi kepada Bunda Maria, kepada santa-santo pelindung.
II.
Gereja
yang Mewartakan Kabar Gembira (Kerygma).
Latar belakang:
Kristus
adalah Allah yang hadir di muka bumi untuk memulihkan cinta-Nya yang telah lama
diabaikan oleh manusia. Kristus sekaligus menunjukan sifat Allah yang maha
cinta melebihi sifat maha adil-Nya. Begitu banyak perbuatan kasih yang dibuat
Yesus. Yesus memperkenalkan kembali nilai-nilai
utama: cinta kasih, keadilan, kesederhanaan untuk berbagi, kedamaian,
kesetaraan manusia, kejujuran, kebenaran. Namun akhirnya dia mati dengan cara
manusia. Hanya 33 tahun Yesus hidup sebagai manusia, namun sejarah manusia
tetap berjalan. Maka nilai-nilai itu harus tetap diperkenalkan kepada dunia.
Manusia harus diselamatkan dan disatukan kembali kepada penciptanya. Maka Yesus
telah memilih 12 orang, plus Paulus untuk melanjutkan misi-Nya, menjaga kawanan
kerajaan Allah. Matius 28:16-20, “…. Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
kuperintahkan kepadamu…”
Tugas
mengajar inilah yang kita terima dari Kristus sendiri.
Dua pola
Kerygma
a.
Kerygma verbal /
lewat kata-kata.
Misalnya
: - Kotbah/ homily : oleh para Imam
untuk membawa perikop Kitab Suci ke dalam hidup umat, atau menerangi
hidup umat dengan perikop Kitab Suci. –
Pelajaran agama, Katekese umat, dialog tidak formal dengan teman atau orang
lain tentang Kristus. Memperkenalkan ajaran Kristus lewat internet, pendalaman
kitab suci di dalam keluarga atau lingkungan.
b.
Kerygma lewat kesaksian hidup (martyria)
Memberi
kesaksian yang positif sebagai anggota gereja, umat Allah. Menjadi garam dan
terang dunia. Misalnya, lewat kegiatan politisi yang dapat menjadi panutan,
politisi yang jujur, orang Kristen yang membela hidup orang miskin seperti Rm.
Mangun Wijaya di kali code Jogyakarta. Dari sikap mereka ini, orang diajarkan- tentang kasih Allah.
Pelaku
Kerygma
1.
Magisterium.
Gereja
katolik memiliki kelompok tertahbis (hirarki) yang memiliki wewenang mengajar.
Mereka punya kuasa untuk mengajarkan iman dan kesusilaan. Semua umat kini boleh
saja menafsir kitab suci, namun hanya merekalah yang dapat mengajarkan, atau
mengesahkan bahwa ajaran iman seseorang (awam) dapat diterima. Magister –
pengajar/ doctor. Magisterium : wewenang mengajar.
2.
Pewarta Sabda.
Para pewarta adalah termasuk kaum awam. Mereka
diberikan mandat dan kemampuan oleh magisterium untuk mengajar. Mereka
adalah:
a.
Para pengkotbah
dalam ibadat-ibadat ,
b.
Para katekis,
umat dengan pelbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang mau terlibat
sebagai penggerak umat dan masyarakat untuk mengenal Kristus dan atau hidup
menurut ajaran Kristus.
c.
Guru Agama :
mereka yang diakui oleh pemerintah dan gereja, memiliki pengetahuan yang baik
tentang iman Katolik dan Kitab Suci, serta tradisi gereja.
Maka inilah
hal yang harus dimiliki oleh para kerygmator / Pewarta :
1.
Karena tugas
mereka adalah mengajar / memperkenalkan iman dan kitab suci, maka mereka harus
memiliki iman dan mengenal baik tentang Kitab Suci.
2.
Mereka harus
mengenal siapa yang akan menerima pewartaan, dekat dan merasakan senasip dengan
mereka.
III.
Gereja
yang Menjadi Saksi Kristus (Martyria).
Menjadi saksi Kristus
berarti menyampaikan atau menunjukan apa yang dialami dan diketahui tenang
Yesus Kristus kepada orang lain. Penyampaian ini bisa melalui kata-kata
(kerygma), sikap atau tindakan nyata.
Banyak sekali martir
dalam sejarah gereja, mereka yang mati karena mempertahankan imannya pada
Kristus. Misalnya, Stefanus martir pertama, yang dibunuh di luar tembok
Yerusalem setelah berkotbah tentang Yesus. St. Ursula, Putri Inggris tewas dibunuh oleh kelompok pemberontak di
hutan Prancis, karena mempertahankan iman dan keperawanannya. St. Petrus mati dibunuh di kota Roma
dengan cara disalibkan terbalik. Uskup Oscar
Romero dari El-Savador – Amerika Selatan, tewas ditembak karena
perjuangannya menentang tindakan represif para tentara terhadap rakyat,
demikian pula Uskup Don Helder Camara
di Brasil. Banyak lagi orang yang tewas karena mereka adalah pengikut Kristus.
Ada dua jenis Martir :
1.
Martir Putih :
Mereka yang dengan tegas dan tegar bersaksi tentang kristus, meskipun menerima
banyak penderitaan, namun mereka tidak sampai mengurbankan nyawa.
2.
Martir Merah :
mereka yang wafat karena bersaksi tentang Kristus atau karena tetap setiap pada
imannya.
IV.
Gereja
yang Melayani (Diakonia)
Latar
Belakang.
Ciri
cinta kasih gereja tampak sangat nyata dalam sikap utamanya yakni melayani. Inilah
salah satu pesan utama Yesus Kristus setelah Ekaristi pada malam perjamuan
terakhir. Yesus menanggalkan jubah tuan-Nya, lalu mengikatkan kain lenan pada
pinggangnya seperti yang dilakukan para pelayanan. Lalau mulailah dia melakukan
pekerjaan para hamba : mencuci kaki murid-muridnya. Tentu saja murid tersentak
kaget, Petrus dengan terang menolak. Tapi Yesus bilang kalau dia tidak mau
dicuci kakinya maka tidak pantas menjadi murid-Nya, sebab semua murid-Nya harus melakukan hal serupa kepada sesamanya. (Yohanes 13: 1 – 20) Kisah penuh emosional ini
sungguh menyentuh hati para Rasul, maka mereka semua bekerja sungguh-sungguh
dalam pelayanan, menjadi hamba di antara para hamba. (Lukas 17:10) bahkan
bersedia mati untuk itu. Mereka semua, kecuali Yohanes, memang akhirnya jadi
martir demi Kristus.
Dalam
Gereja ada Diakon yang punya tugas khusus untuk melayani. Namun semua umat
dituntut untuk memiliki sikap melayani dalam pelbagai macam cara hidup mereka.
Misalnya:
A.
Di bidang Transformatif : kebudayaan dan pendidikan.
Gereja berusaha terus membangun peradaban manusia
(trans – melewati dan form – bentuk), melewati jaman sambil terus
memperkenalkan nilai-nilai kerajaan Allah. Jalan paling ampuh adalah lewat
budaya dan pendidikan. Maka muncullah sekolah-sekolah Katolik, bukan untuk
mengkatolikan tapi untuk membangun manusia yang beradap – memiliki cinta kasih
dan rasionalitas baik. Di Indonesia banyak sekali pemikir dan budayawan Katolik
yang berpengaruh. Misalnya, Rm. Drost SJ,
Rm. Mangunwijaya (sastrawan,
budayawan dan pendidik), Rm. Sinduanta
(wartawan, budayawan), Rm. Mudjisutrisno
(budayawan dan pendidik), dan masih banyak yang lainnya. Di negeri ini
Institusi Pendidikan Katolik selalu menjadi patokan kemajuan pendidikan
Indonesia.
B.
Di bidang Karikatif : kesejahteraan. (Charitas – kasih ; care – merawat)
Bidang ini meliputi pelayanan di bidang kesehatan,
misalnya mendirikan rumah sakit atau klinik, atau lembaga-lembaga sosial
ekonomi seperti koperasi Credit Union (CU). Misalnya, CU Melania di Bandung
yang sudah beromset ratusan miliaran, tidak saja melayani umat gereja tapi
terbuka kepada siapa saja yang mau ikut. Atau karya karikatif terhadap
orang-orang jompo. Di bidang ini kita kenal Mather Teresa dari Kalkuta, St.
Damianus, dokter perawat kusta di kep. Molokai.
C.
Di bidang Reformatif : bidang politik dan hukum (reform :
membentuk kembali)
Peran gereja adalah menjaga tata
dunia ini agar menyerupai dunia Kerajaan Allah yang penuh kasih, damai,
sejahtera, adil, jujur dan benar. Tanpa kekerasan. Karena itu gereja mengutus
para imam dan terutama para awam untuk
menjadi garam dan terang dunia di dunia Politik dan Hukum. Mengapa kedua
bidang ini, sebab politik dan hukumlah yang menguasai suatu bangsa.
Pada bidang
ini kita kenal Rm. Magnis Suseno
(Penulis dan Pengajar Etika Politik), kini ada Ignatius Jonan di Kabinet Kerja Jokowi yang memajukan system Kreta
Api Indonesia.
Beginilah
cara dan ciri pelayan Gereja:
a.
Bersikap sebagai pelayan.
Mereka
tidak protes, mereka melakukan apapun HARUS (sanggup atau tidak, ikhlas atau
terpaksa) dilakukan, siap untuk diperlakukan sebagai hamba yang tidak berguna
yang hanya siap melaksanakan semua tugas. (Lukas 17:10)
b.
Tetap Setia pada Kristus.
Melihat beratnya ciri pertama di atas, maka sangat
penting untuk kita dekat dan bersatu pada Kristus sumber kekuatan. Dari-Nya
kita akan mendapat penghiburan dan kekuatan untuk melaksanakan tugas yang sering
melampui kemampuan kita sebagai manusia. Tuhan pun tahu, tugas para murid-Nya
ini berat, maka Dia berjanji untuk berserta kita SELALU sampai akir zaman
(Matius 28:20)
c.
Sasaran
utamanya terutama adalah kaum miskin – Option for the Poor.
Keadilan
jangan berpihak kepada siapapun termasuk yang miskin, tapi pelayanan harus
tetap mengutamakan kaum miskin, terpinggir dan tidak beruntung hidupnya.
Pelayanan itu bukan saja karikatif – rumah sakit murah, memberi makan, tapi
juga memberikan pendidikan agar mereka dapat mandiri dan juga mereformasi
system politik agar membela hidup mereka.
d.
Rendah Hati.
Ini adalah ciri utama
pelayan. Seumur hidupnya dia harus tetap melihat dirinya sebagai pelayan (ciri
nomor a di atas). Pelayan boleh bangga,
bersyukur dan kagum pada hasil kerjanya, tapi tidak boleh sombong. Untuk setiap
hasil yang baik atau tidak, dia bersyukur sebab telah ikut ambil bagian dalam
karya Allah. (Roma
15:17. Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi
Allah).
Perhatikan
perbedaan berikut.
Pekerja
|
Pelayan
|
Orientasinya adalah uang
|
Oritentasinya Berkat
|
Bahagia jika jabatan / gaji naik.
|
Bahagia jika dirinya makin
berarti untuk orang lain.
|
Kerja berdasarkan jam kerja.
|
Siap sedia kapan pun
dibutuhkan.
|
Kemajuan perusahan / usaha berarti
kesejahteraan pekerjanya.
|
Kebahagiaan orang lain
berarti kemuliaan Tuhan dan kebagiaan batin pribadi.
|
Saya harus mendekati orang
lain sebab saya membutuhkan mereka.
|
Saya mendekati mendekati
orang lain sebab mereka membutuhkan saya.
|
Saya harus mendapatkan apa
yang mereka punya.
|
Mereka harus mendapatkan apa
yang saya punya.
|
Harus selektif memilih patner atau sasaran
pelanggan. Jauhi yang tidak berdaya / miskin.
|
Semua orang patut pendapat
pelayanan, terutama yang tidak berdaya / miskin
|
Sekian. Selamat Belajar. Sukses dari Tuhan menyertaimu.
Verdy
Ramayanat.
Semester 2
Bagian
Kelima
GEREJA DAN DUNIA
5. Gereja dan Dunia
6. Ajaran Sosial Gereja
7. Keterlibatan Gereja dalam Membangun Dunia yang Damai
dan Sejahtera
Bagian
Keenam
HAK ASASI MANUSIA
8. Hak Asasi Manusia
9. Perjuangan Menegakan HAM di Indonesia
10. Kekerasan dan Budaya Kasih.
11. Menghargai Hidup
12. Aborsi.
13. Bunuh Diri dan Euthanasia.
14. Narkoba dan HIV / AIDS
Comments
Post a Comment