Sengsara dan Wafat Yesus Kristus. kls 10. sem 2
VI b. SENGSARA, WAFAT YESUS KRISTUS
A.
Latar Belakang
Yesus dihukum mati.
1.
Dendam yang terpendam.
Sudah
lama kaum intelektual Yahudi (Kaum farisi, Kaum Saduki, Imam-imam kepala, dan
Sanhedri (Mahkama Agama) mengamati gerak-gerik Yesus. Mereka tidak menyukainya,
bahkan berkali-kali berusaha menangkap dan menghukumnya. Namun Mereka takut
pada orang banyak di sekitar Yesus, dan juga tidak berdaya pada kuasa
charisma-Nya. Di pihak lain, Yesus Kristus adalah tokoh publik. Sulit sekali
menangkapnya tanpa bukti. Berkali-kali mereka berusaha menjebak Yesus, agar
mendapatkan bukti yang sah supaya Dia hukum, tapi berkali-kali mereka terpukul
mundur karena jawaban yang tidak bisa mereka tebak. Ingat ketika Yesus
ditantang bayar pajak atau tidak? mengampuni perempuan berzinah atau
merajamnya?
2.
Kuasa dan Kedudukan.
Yesus
Kristus dalam waktu singkat berhasil menyita perhatian khayalak ramai. Semua
orang membicarakanNya, dari Yerusalem sampai ke Yudea. Bahkan tersebar hingga
ke luar kerajaan. Pusat perhatian adalah Tokoh Baru yang langsung tenar itu.
Kaum Intelektual yang selama ini sebagai sumber inspirasi, panduan tingkahlaku
pelan-pelan ditinggal. Para umat malah berkumpul mendengarkan kotbah Yesus di
bukit, di pantai. Kemana Yesus Pergi ke sana juga banyak orang pergi.
3.
Hukum Taurat.
Hukum Taurat memuat banyak aturan ketat, yang kemudian ternyata
dipraktekkan mentah-mentah tanpa melihat situasi. Kaum Yahudi menjadi hamba
hukum. Yesus mendobrak kebiasaan ini: Manusia adalah tuan atas hukum, bukan
sebaliknya, begitu kata-Nya. Yesus tidak mengubah Taurat tapi mengubah cara
pandang dan cara sikap umat tentang Taurat. Namun karena sikapnya itu para
intelektual menuduh-Nya telah melanggar Hukum Taurat
demikian
:
a. Yesus bukanlah nabi atau orang kudus. Dia justru mudah didekati
orang-orang berdosa : perempuan berzinah, pemungut cukai, mereka yang sakit akibat terkutuk karena dosa:
kusta, atau penyakit lainnya.
b. Yesus melawan hukum taurat, Dia tidak peduli pada
hukum halal – haram. Dia malah menyentuk orang-orang kusta (itu haram), dia
tidak berpuasa ketika yang lainnya berpuasa.
c. Yesus melanggar hari sabat, hari sabat adalah hari
Tuhan, tidak boleh melakukan pekerjaan. Tapi Yesus justru menyembuhkan orang pada
hari Sabat.
d. Yesus mencampuri urusan Imam Agung ketika tiba-tiba dia
mengusir pergi para pedagang di pelataran Bait Allah.
e. Yesus bahkan dituduh meremehkan nenek moyang Israel, ketika mengatakan bahwa
Bait Allah bisa dirubuhkan, dan Dia akan membangunkannya kembali hanya dalam
waktu tiga hari.
4.
Trauma Romawi.
Semenjak Israel dijajah orang
Yahudi, sudah beberapa orang yang mengaku sebagai Mesias (pembebas).
Orang-orang (mesias-mesias
palsu) itu
menghimpun kekuatan lalu melakukan pemberontakan terhadap penjajah. Misalnya
Yudas dari Galilea dan Simon dari Bar Kokhba.
Nah, isu pemberontakan ini dipakai oleh pemuka
agama. Mereka mempengaruhi Pilatus agar menghukum Yesus karena memprovokasi
masyarakat. Namun ketika Pilatus
memeriksa Yesus, dia tidak menemukan hal-hal yang membahayakan keamanan. Itu
murni masalah agama. Maka dia berniat melepaskan Yesus. Namun niatnya urung karena para tokoh
antagonis terus mendesak bahkan mengancam.
Pilatus memberikan pilihan pembebasan : Yesus atau Barabas. Ternyata rakyat
lebih memilih Barabas utk dibebaskan.
B.
Babak Kisah
Sengsara
a. Malam Perjamuan Terakhir : Yesus menyerahkan darah dan daging kepada para
rasul. Menyuruh mereka melakukan hal yang sama untuk mengenang peristiwa malam
istimewa itu. Ini adalah malam perpisahan.
b. Taman Getzemandi di Bukit Zaitun : Yesus berdoa sambil menangis. Sebagai menusia Dia
juga takut dan tegang menerima peristiwa berat yang akan segera dimulai dan
besok Dia tahu akan dihajar babak belur, disiksa seperti benda mati, lalu
dipaksa mati menderita. Maka Dia mengusulkan agar piala penderitaan ini di-skip saja, tapi kalau Allah Bapa
menghendakinya. Jawab dari Bapa adalah mengirimkan malaikat untuk memberikan
kekuatan kepadaNya. Berarti penyaliban tidak bisa dihindari.
c. Yesus di pengadilan Mahkama Agama: para
hakim (tua-tua, ahli-ahli Taurat, Imam Besar) mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang semuanya dijawab baik Yesus. Pengadilan
itu pun terkesan formalitas buruk. Mereka tidak
menemukan kesalahan pada Yesus, tidak ada saksi, tidak ada keputusan hukum,
tapi toh Yesus tetap disiksa dan diolok-olok. Malam itu Petrus menyangkal Yesus
sampai tiga kali. Itu pasti menyaktikan, bayangkan
seorang sahabat karib tidak mengakuimu ketika kau sedang dalam kesulitan besar.
d. Di Hadapan Pilatus : Mahkama Agama tidak menemukan kesalahan padaNya. Maka mereka
membawaNya kepada Pilatus. Mudah-mudahan Pilatus bisa mengungkap kesalahan
Yesus. Tapi Pilatus tidak mau mencampuri urusan dalam negeri, biarkan rajaNya
sendiri yang mengurus. Yesus orang Galilea, kebeteluan raja Galilea Herodes
sedang ada di Yerusalem untuk merayakan paskah. Herodes memeriksa Yesus, tapi
Yesus tidak menjawab sepata katapun (mana mungkin raja dunia mengadili Raja
Surga). Herodes tidak menemukan kesalahan atau apapun
yang membahayakan. Yesus sudah dikenal Herodes dari cerita-cerita dan
tidak tampak berbahaya. Herodes tidak mau menanganinya, terserah Pilatus,
rivalnya.( Sebelumnya Pilatus dan Herodes bermusuhan tapi setelah
transfer-transferan “terdakwa” ini, keduanya jadi teman.) Pilatus juga tidak menemukan kesalahan pada Yesus.
Tapi orang Yahudi terus mendesak. Dia pun menyerahkan Yesus kepada orang mereka,
dia cuci tangan, artinya dia di luar tanggung jawab atas darah Yesus. Dia
merasa hendak membebaskannya tapi orang Yahudi sendiri yang meminta darahnya.
Yudas melihat
peristiwa itu dan menyesal. Maka dia mengembalikan uang suap yang telah diterimanya, 30 keping
perak. “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tidak berdosa”
e. Penyaliban : dengan penuh kemarahan dan kebencian mereka menerima Yesus. Tidak
lewat proses cepat, dirajam batu seperti biasanya, tapi lewat proses panjang :
Yesus disiksa babak belur sehingga sekujur tubuhnya penuh bilur bekas
pencambukan. Jangutnya dicabut paksa lalu diganti jarum. Lingkaran duri pun disematkan
di kepalanya. Pekisaan yang sungguh mengabaikan kemanusiaan. Dengan tubuh penuh
luka Dia dipaksa memikul salibNya sendiri.
Berkali-kali Dia jatuh. Cara ini hanya untuk penjahat kelas kakap. Dua
penjahat yang akan disalib bersama Yesus hanya berjalan sambil digiring. Begitu sampai di Kalvari (bukit Tengkorak)
pakaiannya dilucut paksa. Lalu Dia pun disalibkan.
C.
Delapan Sabda
Yesus di Salib :
1. “Ya Bapa, ampunilah mereka,
sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34)
2. “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya hari ini juga engkau aka nada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus.” (Lukas 27: 43)
3. “Ibu, Inilah anakmu!”
(Yohanes 19: 26)
4. Kepada Yohanes : “Inilah
Ibumu.” (Yohanes 19: 27)
5. “Aku Haus.” (Yohanes 19:28)
6. “Eli, Eli, lama sabaktahtani?” (Matius 27:46)
7. “Ya, Bapa ke dalam tanganMu
kuserahkan nyawaKu.” (Lukas 23:46)
8. “Sudah selesai.” (Yohanes
19:30)
D.
Tokoh-Tokoh Di
Tempat Kejadian Perkara
1. Kaum Saduki : kelompok aristocrat (kaum
pejabat dan kaya). Para imam dan imam kepala berasal dari kaum ini.
2. Kaum Farisi : kelompok ahli kitab suci.
Mereka terpelajar, dan menguasai semua aturan kitab suci, mempraktekannya
sampai ke hal-hal kecil.
3. Imam-imam kepala : Jabatan tertinggi para imam. Hanya mereka ini yang boleh masuk ke
ruang suci bait Allah (sekarang sakristi – ruang suci) di mana terdapat dua log
batu berisi 10 hukum Allah. Mereka disebut sebagai pengantara manusia dan
Allah.
4. Tua-tua : kelompok kaum tua yang dihormati karena usia, atau memiliki
kedudukan tertentu dalam masyarakat.
Kelompok-kelompok di atas
melihat kegiatan Yesus, sebagai orang muda yang banyak melanggar aturan Agama.
Maka Dia dbawah ke pengadilan agama :
5. Sanhedrin (Mahkama Agama) : Jumlah anggota 23 sampai 71 orang. Mereka memutuskan
banyak perkara kehidupan masyarakat. Yesus juga dihadapkan ke sidang Sanhedrin,
namun mereka tidak menemukan kesalahan padanya.
6. Rakyat banyak : ada yang mendukung Yesus, namun ada yang lebih segan dan takut
kepada pemimpin agamanya lalu ikut meneriakan, “salibkan Dia!”
7. Pilatus : Gubernur wilayah Yudea pada zaman kaisar Tiberius (th. 23-36). Dia
juga ikut memeriksa Yesus tapi tidak menemukan kesalahan pada-Nya sehingga
berniat melepaskan-Nya.
8. Herodes Antipas : Raja wilaya Yudea, dimana
ada Galilea kampung asal Yesus Kristus. Karena Yesus adalah rakyatnya maka
Pilatus mengirim Yesus untuk diadili oleh Herodes. Herodes melakukan wawancara
sekaligus mengolok-olok Yesus, tapi Yesus tidak menjawab sepatah katapun.
Herodes mengakut tidak menemukan kesalahan pada-Nya, sehingga biarlah hukuman
terserah pada Pilatus.
9. Yudas
Iskariot : Dia disuap 30 keping perak
untuk memberitahu kapan dan dimana Yesus sedang sendirian (tanpa kerumunan).
Tapi kemudian dia menyesal lalu mengembalikan uang suap itu. Yang merasa
memberi lepas tangan, tidak bertanggung jawab atas uang itu. Tapi mereka lalu
memberi tanah untuk tempat kubur orang-orang asing pakai uang itu.
10. Para Prajurit :
11. Simon dari Kirene : dikenal sebagai petani yang hari itu kebetulan lewat di jalan di
mana Yesus lewat. Dia lalu dipaksa membantu Yesus memikul salibNya. Yesus
sendiri sudah sangat kepayahan, pandanganNya kabur karena darah dari kepalanya
yg terus mengalir, tenagaNya terkuras habis setelah semalam disiksa hingga
pagi. Seluruh badaNya tidak berdaya.
12. Perempuan-perempuan yg meratapiNya :
mereka perempuan-perempuan Yerusalem, yang sudah mengenal dan percaya pada
Yesus. Tidak tega mereka melihat penderitaan pemuda baik hati yang padanya
mereka punya harapan besar untuk hidup lebih baik. Namun justru Yesus menghibur
kesedihan mereka.
13. Dua penjahat yang disalibkan
bersamaNya : salib disalib keduanya sempat berkomunikasi dengan Yesus. Yang
seorang memaksa Yesus untuk menyelamatkan mereka sekarang juga, namun bahasanya
sangat sarkastik. Yang satu lagi minta keselamatan tapi pasrah pada keadaan
mereka sebentar lagi dia akan mati.
14. Maria IbuNya : didampingi Yohanes terus mendampingi Yesus hingga sampai di kaki
salib-Nya. Pengorbanan besar seorang Ibu yang begitu tegar dan kuat menyaksikan
cara mati yang sangat tidak manusiawi putra suci semata wayang.
15. Yohanes : RasulNya yang termuda. Dia tergolong dekat dengan Yesus, bersama
petrus dan Yakobus. Namun dia lebih sering diam. Dia tampak berkarakter reflektif,
orang yang suka merenung. Dia menulis
Injil dengan gaya Bahasa yang indah dan sangat reflektif sehingga perlu
ketajaman spiritual untuk memahaminya.
16. Perempuan-perempuan dari Galilea (kampung Yesus – mungkin saudara-saudara Ibu-Nya)
yang datang khusus untuk melayani Dia: Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan
Yusuf, Ibu dari Yakobus dan Yohanes.
17. Kepala Pasukan : yang akhirnya percaya tentang keilahian Yesus Kristus.
18. Yusuf dari Arimatea : seorang anggota Majelis Besar, dia orang baik dan benar. Berkat
koneksi dia bisa bertemu Pilatus dan
meminta supaya mayat Yesus dapat diturunkan agar segera dikuburkan.
E. Arti Penderitaan dan Wafat Yesus Kristus.
A. … adalah konsekuensi atau resiko yang Dia tahu akan terjadi.
Sebab para penguasa, Farisi dan Saduki dan tua-tua yang terang-terang tidak
sejalan dengan misi dan visinya. Mereka berkali-kali berusaha menjebaknya agar
segera dihukum. Ajaran Yesus
berkali-kali pula langsug menyerang dan menggoncang mereka. Mereka merasa
terganggu dan kehilangan wibawa sebagai penguasan dan intelektual, dalam banyak
kesempatan berdebat, mereka akhirnya mundur karena kehilangan ide.
B. … sebagai bukti ketaatan dan kesetiaan-Nya kepada Bapa. Ingat : penderitaan dan kematian Yesus tidak wajib terjadi, bukan takdir atau
nasib yang harus diterima. Namun ketika ternyata Yesus berhadapan dengan
situasi demikian Dia merasa wajib menerima-Nya dengan ikhlas, meski pun Dia
punya kebebasan untuk menolak-Nya (ingat doaNya di kebun Zaitun). Bagi kita
pesanNya jelas : jangan lari dari kepahitan. “Makanan-Ku ialah melakukan
kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yohanes 4:34).
Semua gunung punya puncak, namun untuk kesana selalu tidak mudah.
C. … sebagai tanda solidaritas-Nya terhadap manusia. Bahwa Allah
juga menderita bersama dengan manusia yang menderita. Allah dalam Yesus pernah
mengalami penderitaan dahsyat, hingga wafat. Maka kalau mengeluh tentang
penderitaan hidup, bersyukurlah sebab Allah tahu perasaan kita yang sebenarnya,
sebab Dia juga pernah mengalaminya.
D. … sebagai bukti Kasih Allah. Seluruh hidup-Nya Yesus telah
menunjukan kasih. Namun suatu ketika Dia berkata : tiada kasih yang lebih besar
dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya
(Yohanes 15:13). Dia orang jujur yang hidupNya selaras dengan ucapanNya. Dia
memang memberikan nyawaNya karena mengasihi manusia. Itulah contoh cinta sejati.
E.
…. Merupakan penyelamatan manusia. “Kristus
telah mati karena dosa-dosa kita” (1Kor 15:3). Dosa manusia yang
bertumpuk-tumpuk tak akan bisa dilunasi oleh manusia sendiri. Maka Allah
mengorbankan diri-Nya sendiri melalui Yesus untuk menebusnya. Mengapa harus
lewat kematian? Jawabanya : Adakah yang lebih berharga dari pada nyawa? Maka
dosa manusia memang telah dibayar dengan harga yang sangat, sangat mahal (1Ptr
1:18-19).
Siapa yang menderita dan Wafat?
Yesus Kristus - Seseorang yang menyerupainya?
Yesus sebagai manusia - Yesus sebagai Manusia dan Tuhan?
Baca pula tentang peran Yudas di kisah Penyaliban : Yudas pahlawan atau sudah Pengkhian?
https://mimbarduniaku.blogspot.com/2015/10/rencana-allah-atau-bukan.html
Materi Berikut:
Apa saja makna kubur kosong pada pristiwa kebangkitan Yesus?
Apa saja makna kebangkitan Yesus bagi Gereja dan seluruh umat
manusia?
Apa itu sahabat / cinta sejati?
Apakah Allah memang ada
ReplyDeletePuisi sengsara dan wafat yesus
ReplyDelete